BBKSDA Riau Telusuri Penampakan Tiga Harimau Sumatera di Kampar

Tim BBKSDA Riau turun ke Kampar menyelidiki laporan tiga harimau sumatera muncul di kebun sawit. Warga diminta tetap waspada dan tidak panik.

BBKSDA Riau Telusuri Penampakan Tiga Harimau Sumatera di Kampar
Tim BBKSDA Riau Terjun ke Kampar, Telusuri Laporan Penampakan Tiga Harimau Sumatera di Perkebunan Sawit

PEKANBARU - JAGOK.CO — Tim gabungan dari Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau bersama aparat pemerintahan setempat turun ke lapangan setelah menerima laporan adanya penampakan tiga ekor harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae) di Desa Penghidupan, Kecamatan Kampar Kiri Tengah, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau.

Informasi awal tersebut disampaikan oleh Kapolsek Kampar Kiri Tengah, Iptu Ferry Curie Ambarita SH MH, yang melaporkan dugaan kemunculan satwa langka di sekitar area kebun sawit milik mitra PT Flora Wahana Tirta.

“Petugas BBKSDA Riau langsung kami turunkan untuk memverifikasi dan memastikan kebenaran laporan itu,” kata Kepala BBKSDA Riau, Supartono, Sabtu (4/10/2025).

Tim Gabungan Lakukan Verifikasi Lapangan

Supartono menjelaskan, laporan yang diterima berasal dari keterangan warga setempat yang mengaku melihat tiga ekor harimau, terdiri dari seekor induk dan dua anakan, di area perkebunan sawit dengan titik koordinat 0.128321, 101.324350. Lokasi tersebut diketahui berjarak sekitar 45 kilometer dari kawasan Suaka Margasatwa Bukit Rimbang Bukit Baling, yang selama ini menjadi habitat alami harimau sumatera.

“Kami mengerahkan tim gabungan dari BBKSDA, kepolisian, dan pemerintah desa untuk memastikan keberadaan satwa tersebut melalui identifikasi lapangan,” tambahnya.

Setibanya di lokasi, tim langsung mewawancarai tiga warga pelapor — Hendri Gule, Rito Widodo, dan Andri Miko — yang melihat harimau pada 28 September 2025 sekitar pukul 18.00 WIB.

Menurut kesaksian mereka, seekor harimau dewasa terlihat berjalan bersama dua ekor anakan di jalur kebun sawit. Namun karena panik dan khawatir akan keselamatan, warga tidak sempat mengambil foto atau dokumentasi lainnya.

Tidak Ditemukan Jejak, Diduga Satwa Hanya Melintas

Hasil pemeriksaan awal tim gabungan menunjukkan tidak ditemukan tanda-tanda fisik keberadaan harimau, seperti jejak kaki, cakaran pada pohon, maupun kotoran satwa.

“Berdasarkan kondisi di lapangan, lokasi penampakan berada di area kebun sawit tanpa tegakan hutan, sehingga kemungkinan besar harimau tersebut hanya melintas,” jelas Supartono.

Meskipun belum ada bukti kuat, BBKSDA Riau tetap meningkatkan pengawasan dan patroli di sekitar lokasi untuk mengantisipasi potensi konflik antara manusia dan satwa liar.

BBKSDA Riau Beri Edukasi dan Imbauan Waspada

Sebagai langkah antisipatif, tim BBKSDA bersama aparat desa memberikan sosialisasi kepada warga dan pihak perusahaan agar meningkatkan kewaspadaan.

“Kami mengimbau masyarakat tidak beraktivitas sendirian di kebun, terutama setelah pukul 17.00 WIB dan sebelum pukul 07.00 WIB,” ujar Supartono.

Selain itu, PT Flora Wahana Tirta diminta untuk memasang papan peringatan di sekitar area yang dilaporkan sebagai titik kemunculan harimau. Langkah ini diharapkan bisa mengingatkan para pekerja dan masyarakat agar lebih berhati-hati.

Koordinasi Berkelanjutan dan Pencegahan Konflik Satwa

Pemerintah Desa Penghidupan juga diminta untuk terus berkoordinasi dengan BBKSDA Riau, terutama jika ada laporan baru terkait kemunculan satwa liar.

Supartono menekankan pentingnya verifikasi informasi sebelum disebarluaskan ke publik, agar tidak menimbulkan kepanikan atau keresahan sosial di tengah masyarakat.

“Kami berharap masyarakat tetap tenang, tidak menyebarkan kabar yang belum terkonfirmasi, dan segera melapor kepada aparat atau BBKSDA jika menemukan tanda-tanda keberadaan satwa liar,” tegasnya.

BBKSDA Riau memastikan akan terus memantau pergerakan satwa dilindungi seperti harimau sumatera, sekaligus memperkuat upaya konservasi dan mitigasi konflik satwa dengan manusia di wilayah Riau yang merupakan salah satu kantong populasi penting bagi harimau sumatera di Indonesia.