Datuk Panglima Lebah: Riau ke Depan, Perlu Jalan Baru dan Keberanian Pemerintah

Jagok.co | Tajam, Berimbang, Berani

Datuk Panglima Lebah: Riau ke Depan, Perlu Jalan Baru dan Keberanian Pemerintah

PEKANBARU, Jagok.co, Minggu 18 Mei 2025 — Tahun 2025 sejatinya bisa menjadi momentum penting bagi Provinsi Riau untuk berbenah. Namun sayangnya, jika ditinjau dari sisi pembangunan, kedaulatan pangan, peningkatan daya beli masyarakat, serta pertumbuhan ekonomi berskala kecil, Riau justru menunjukkan gejala stagnasi. Bahkan, ada kecenderungan turunnya kepercayaan publik terhadap pemerintah daerah saat ini.

Krisis kepercayaan ini tidak muncul begitu saja. Salah satu penyebab utama adalah ketidakmampuan pemerintah mendorong diversifikasi sektor ekonomi dan sumber pendapatan. Industri Riau masih berkutat pada sektor-sektor lama yang itu-itu saja. Padahal, dunia berubah cepat, dan daerah lain berlomba mengembangkan sektor baru. Bila kondisi ini terus dibiarkan, daya beli masyarakat akan terus merosot, dan pertumbuhan ekonomi hanya jadi mimpi kosong.

Modal Nasional Jangan Hanya Diberi Ceramah

Sudah saatnya Pemerintah Provinsi Riau tidak hanya sibuk mengelola kekayaan tanah Melayu untuk keuntungan jangka pendek. Yang lebih penting adalah mengupayakan diplomasi ekonomi yang konkret, dengan melobi dan mengundang pengusaha nasional agar mau menanamkan modalnya di Bumi Lancang Kuning. Jangan hanya mengeruk hasil alam, tapi abaikan kesejahteraan masyarakatnya.

Ke depan, investasi harus diarahkan ke sektor hilirisasi, industri kreatif, pertanian terpadu, dan teknologi terapan. Pemerintah perlu menunjukkan keseriusan dengan memberi kepastian hukum dan fasilitas insentif yang rasional. Jangan hanya mengundang investor lalu dibiarkan jalan sendiri tanpa keberpihakan pada masyarakat lokal.

Pajak, Retribusi, dan Pungutan Ilegal: Kapan Berakhir?

Satu lagi penyakit yang melemahkan Riau: pungutan yang makin menjadi-jadi. Bukan hanya pajak dan retribusi resmi dari pemerintah, tapi juga pungutan liar dari oknum-oknum yang memanfaatkan celah. Ini membebani masyarakat dan pelaku usaha kecil. Pemerintah harus segera mengevaluasi dan menertibkan ini semua bila tidak ingin kehilangan legitimasi.

Bahkan, banyak regulasi baru yang diterbitkan justru menjadi beban. Bukannya memberi manfaat, malah mendatangkan mudarat. Bila pemerintah benar-benar berkomitmen, sesungguhnya ada banyak aturan yang bisa direvisi, dan banyak ruang publik yang bisa ditertibkan agar kembali menjadi milik rakyat.

Riau Butuh Pemerintahan yang Visioner dan Pro-Rakyat

Ke depan, Riau tidak butuh pemimpin yang hanya lihai beretorika. Riau butuh pemimpin yang berani mengambil keputusan strategis, berorientasi jangka panjang, dan dekat dengan denyut nadi masyarakat. Pemerintahan yang benar-benar mengerti bahwa membangun bukan hanya soal infrastruktur, tapi juga membangun harapan, martabat, dan keadilan ekonomi.

Sebagai putra daerah yang mencintai tanah kelahiran ini, saya — Thabrani Al-Indragiri, yang akrab disapa Datuk Panglima Lebah — mengajak semua elemen untuk kembali berpikir jernih. Riau tidak kekurangan sumber daya. Yang kita butuhkan adalah kemauan dan keberanian untuk berubah.

Jagok.co | Tajam, Berimbang, Berani

( Ramlie )